Berbagai gangguan kulit pada bayi
dan balita seperti biang keringat, eksim popok, dan eksim susu sebenarnya
bisa diatasi bila orang tua rajin menjaga kesehatan kulit. Caranya dengan
rajin mengganti popok, memilih bahan pakaian yang lembut, serta menjaga udara
kamar agar tetap sejuk dan nyaman.
Berbeda dengan kulit dewasa yang
tebal dan mantap, kulit bayi dan balita relatif tipis dengan ikatan antarsel
yang longgar. Karena itu kulit anak lebih rentan terhadap infeksi, iritasi,
dan alergi.
Secara struktural kulit bayi dan balita belum berkembang dan
berfungsi optimal sehingga diperlukan perawatan khusus.
Perawatan yang lebih menekankan
pada pemeliharaan kulit ketimbang dekorasi ini diharapkan bisa meningkatkan
fungsi utama kulit sebagai pelindung dari pengaruh luar tubuh.
Perawatan kulit bayi dan balita
bisa dimulai dari kegiatan sehari-hari. Misalnya dengan memandikan secara
teratur, membersihkan rambut, dan mengganti popok atau baju pada saat tepat.
Mandi misalnya, diwajibkan dua kali sehari, pagi dan sore. Dalam memandikan,
perhatikan hal-hal berikut: suhu air disesuaikan dengan umur anak, gunakan
sabun bayi yang lunak, gunakan sampo bayi untuk membersihkan rambut,
keringkan badan dengan handuk sendiri sampai lipatan kulit, dan berikan bedak
dengan sapuan tipis.
Soal pakaian bayi sebaiknya dari
bahan lembut dan selalu bersih. Dengan memperhatikan pakaian yang digunakan
berarti kita telah berupaya menghindari timbulnya gangguan. Pada sebagian
anak penggunaan pakaian berbahan nilon atau wol bisa menimbulkan gatal-gatal
di seluruh tubuh. Bahan katun yang gampang menyerap keringat haruslah menjadi
pilihan pertama bagi anak berkulit peka.
Pemeliharaan kulit itu bisa
dilakukan dengan menggunakan bermacam kosmetika bayi yang beredar saat ini.
Sebagian berfungsi untuk membersihkan kulit misalnya sabun dan sampo;
melembapkan dan pelindung terhadap sinar matahari seperti losion, krim, dan
minyak khusus.
Penggunaan kosmetika berupa sabun,
sampo, losion, minyak khusus untuk bayi perlu dipilih yang tepat dan
disesuaikan dengan kondisi kulit bayi. Misalnya dengan mencermati zat warna
dan bahan-bahan pengawet yang mungkin saja tidak sesuai dengan kulit bayi.
Juga apakah pH-nya sesuai dengan kulit bayi.
Memilih dan menggunakan kosmetika
pada bayi dan balita secara benar dan tidak berlebihan merupakan langkah
utama menjaga kesehatan kulit. Oleh karena itu, banyaknya informasi tentang
produk kosmetika bayi dan balita dewasa ini harus lebih dicermati oleh orang
tua.
Eksim popok
Selain perawatan kulit rutin, para
orang tua perlu memperhatikan perawatan kulit yang berhubungan dengan
beberapa penyakit kulit tertentu. Misalnya saja eksim popok, yaitu kelainan
kulit yang timbul akibat radang di daerah tertutup popok. Penyakit kulit pada
bayi dan balita ini banyak dikeluhkan orang tua.
Penyakit ini umumnya timbul pada
lipatan-lipatan kulit paha, di antara kedua pantat, dan dapat menimpa di
bagian kulit lain. Bagian tertutup popok mudah mengalami peradangan karena
kulitnya hangat dan lembap serta peka terhadap bakteri serta senyawa yang
dapat mengiritasinya.
Eksim popok dapat dicegah dengan
cara mengganti popok sesering mungkin setiap kali popok basah. Sebaiknya kain
popok terbuat dari bahan lembut dan cara pemakaiannya tidak terlalu ketat
agar kulit tidak tergesek. Penggunaan celana plastik sedapat mungkin
dihindari.
Eksim popok juga bisa muncul
karena adanya zat-zat tajam, yang biasa ada dalam faeces bayi, yang
menimbulkan peradangan di sekitar anus. Bercak begini umumnya terjadi bila si
bayi diare. Penanggulangannya bisa dilakukan dengan mengganti popok setiap
kali terasa basah. Usap semua bekas faeces dari badannya, balur dengan krim
pelindung. Periksakan ke dokter bila bercaknya belum hilang dalam 10 hari.
Popok yang basah bisa pula
menimbulkan bercak yang tidak berpusat di sekitar anus. Ini terjadi karena
reaksi antara zat di dalam ompol dengan zat di faeces dan menghasilkan amonia
yang merangsang kulit bayi. Penanggulangannya bisa dengan mengganti popok sesering
mungkin. Sebelum pemakaian popok usapkan krim pelindung kulit. Bila dalam 10
hari belum ada kemajuan, atau malah makin memburuk, ada kemungkinan kulitnya
sudah terinfeksi candida - jamur yang biasa muncul di usus. Dalam hal itu
periksakan ke dokter, yang mungkin memberi krim khusus dan juga obat khusus
untuk melawan infeksinya.
Soal pilihan penggunaan popok kain
atau popok sekali pakai tak jadi soal. Dari segi kesehatan keduanya sama-sama
sehat. Yang penting jangan sampai terlambat mengganti. Untuk popok kain tentu
harus segera diganti bila terlihat basah. Tetapi untuk popok sekali pakai
frekuensi penggantiannya didasarkan atas daya tampungnya. Misalnya dengan
melihat apakah popok sekali pakai itu sudah tampak menggelembung atau
menggantung. Jika sudah, maka harus segera diganti. Setiap kali akan
mengganti popok, bagian pantat bayi dan sekitarnya harus dibasahi. Kemudian
bagian tadi dikeringkan, baru diberi bedak.
Sering dianjurkan pemakaian baby
oil pada bagian ini, untuk menjaga air seni tidak mudah meresap ke dalam
kulit. Tentu saja baby oil ini harus diteteskan lebih dulu pada segumpal
kapas.
Pada bayi perempuan,
membersihkannya harus dari bagian atas ke arah anus, dengan menggunakan kapas
basah. Sedangkan pada bayi laki-laki, dengan menarik kulup perlahan-lahan
sehingga lubang kencingnya tampak, baru kemudian dibersihkan dengan kapas
basah.
Keluhan gangguan kulit lain pada
anak yang banyak ditemui adalah dermatitis atopik (eksim susu). Penting
dicatat pula, bahwa dari berbagai penelitian terbukti bukan air susu ibu
(ASI) penyebabnya. Bahkan, ASI sendiri mengandung zat pelindung tubuh
terhadap alergi dan infeksi. Namun, nama eksim susu telah telanjur melekat
sehingga tetap dipertahankan. Sementara istilah kedokterannya adalah
dermatitis atopik (eksim di tempat yang tidak biasanya).
Penyakit eksim susu biasanya
sangat gatal. Tampak dari seringnya bayi menggaruk, gelisah, serta rewel.
Kulit terlihat kemerahan dan terdapat gelembung-gelembung kecil berisi cairan
jernih. Bila pecah akan tampak basah kemudian mengering dan menjadi koreng
kekuningan atau kehitaman. Eksim ini terdapat pada kulit daerah tertentu
sesuai dengan usia anak. Misalnya pada bayi banyak ditemukan di daerah pipi,
sedangkan pada anak di daerah lekukan lengan dan kedua lekukan lutut. Di luar
daerah tersebut kulitnya kering dan bersisik.
Penyebab penyakit ini sangat
kompleks, dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam tubuh, yaitu
faktor keturunan, maupun lingkungan, misalnya debu, udara panas, dan
kelembapan. Karena itu perawatan kulit yang paling penting adalah mencegah
kulit agar jangan kering.
Biang keringat
Biang keringat juga merupakan
keluhan umum yang sering ditemukan pada bayi dan balita. Biang keringat atau
sering disebut juga keringat buntet timbul di daerah dahi, leher, dan bagian
tubuh yang tertutup pakaian. Gejala utama adalah gatal, dapat disertai kulit
kemerahan dan gelembung berair kecil-kecil. Penyakit ini biasa kambuh
berulang, terutama bila udara panas dan berkeringat, sehingga menimbulkan
masalah pada bayi, balita, maupun orang tua. Penyakit ini dapat dicegah
dengan perawatan rutin, misalnya mandi dengan teratur dan membasuh anak yang
berkeringat dengan lap basah sebelum dikeringkan dan diberi bedak.
Seringkali terjadi bintik-bintik
merah (ruam) pada leher dan ketiak bayi. Keadaan ini disebabkan oleh
peradangan kulit pada bagian tersebut. Bisa disebabkan karena bagian ini
tidak kering betul ketika dilap dengan handuk sehabis memandikannya. Apalagi
jika si bayi gemuk, sehingga leher dan ketiaknya berlipat-lipat.
Ruangan dengan ventilasi udara
cukup sangat dianjurkan, terutama di kota-kota besar yang panas dan pengap.
Usahakan kamar balita diberi jendela lebar sehingga pertukaran udara dari
luar ke dalam ruangan lancar. Dari kasus-kasus biang keringat pada bayi dan
balita, hampir 70% nya bisa diatasi bila pergerakan udara dalam ruangan
lancar sehingga kamar terasa sejuk.
Lepas dari soal kesehatan,
perawatan kulit pada bayi dan balita sebenarnya mengekspresikan rasa cinta
orang tua kepada buah hatinya. Sentuhan mereka akan sangat mempengaruhi
perkembangan fisik dan mental seorang anak. (G. Sujayanto)
Sumber: Intisari, Januari 2001
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar